Monday, April 24, 2017

MUHASABAH (Upaya Evaluasi Diri Terhadap Kebaikan Dan Keburukan Dari Semua Aspek)

Muhasabah berasal dari kata "hasiba yashabu hisab" yang artinya secara etimologi adalah melakukan perhitungan. boleh di baca juga dari bab Pelajaran hidup

DI DUNIA INI, TAK KAN ADA YANG ABADI .

 .
Pandangan kedua mata ini tertuju kepada _salah satu jamaah shalat 'Isya' di sebuah masjid,

Seorang laki-laki yang berumur sekitar 50an tahun beranjak untuk _melaksanakan shalat sunnah ba'diyah,dan hati ana berguman,"jika berumur panjang, nanti saya akan menjadi tua seperti bapak ini"

  • Beberapa saat kemudian, kedua mata ini kembali menatap sosok laki-laki yang tua, _dengan berjalan tertatatih-tatih, dia mulai memilih tempat untuk shalat sunnah
Dan kembali hatiku berkata, "insyaallah saya nanti akan menjadi tua seperti bapak ini".

  • Tiba-tiba di pojok bagian depan masjid, terlihat seorang laki-laki yang sudah tua _sedang melaksanakan shalat, rambut hitamnya sudah berubah menjadi putih, begitu pula jenggotnya yang lebat sudah tidak ada warna hitam sedikitpun
Dan aku merenung, "Insyaa Allah, Nanti akupun seperti bapak yang tua ini ?"

 Berpikirlah diri ini, mau tidak mau, badan ini akan menjadi tua, menjadi lemah dan rambut beruban,
 jika diberi umur panjang sampai tua.

Sunnatullah atas manusia, Allah Ta’ala menetapkan fase kehidupan bagi manusia,  dari masa lemah, kemudian kuat, kemudian lemah dan beruban,

 Allah Ta’ala berfirman,

ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۖ وَهُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْقَدِيرُ

"Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa."
 (Q.S. Ar-Rum, 30:54).

Baca juga :

SEJARAH DAKWAH ISLAM DI NUSANTARA (INDONESIA)



 Hal ini mengingatkan aku, bahwa hidup dunia ini hanya sementara,yang kemudian nanti akan pindah ke kehidupan selanjutnya, dan akan berakhir di kehidupan akhirat.
Lihatlah satu persatu kawan dan keluarga meninggalkan kita, kakek, nenek, dst..
Mereka pergi dan tidak akan kembali lagi,
Kita menangisi atas kepergian mereka yang kita sayangi,

Tapi ingat, kita semua nanti akan seperti mereka, menjadi jenazah yang akan ditangisi pula oleh keluarga yang kita tinggalkan, HANYA MENUNGGU WAKTUNYA SAJA

 Cukuplah hal ini sebagai ibrah (pelajaran) yang berharga bagiku,

Perjalanan sangatlah jauh, yang membutuhkan bekal yang banyak pula,
Bekal untuk menghadapi negeri yang kekal negeri akherat,
Bekal yang berupa *iman dan amal shalih, akan menjadi kebanggaan bagi seseorang di akherat,
ketika harta, jabatan dan anak tidak bermanfaat lagi, kecuali orang yang datang dengan hati yang selamat, bersih dan iman.

Kita tidak lupa untuk berdoa di dalam shalat kita,

"Ihdinash-shiràthal mustaqìm"
Tunjukilah jalan yang lurus,

Yaitu jalannya para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin. Aammiin.

Wallaahu a’lam.
 Terimakasih Sudah membaca Artikel ini .

 Ustadz Agus Santoso, hafizhahullah

No comments:

Post a Comment